Tarif Kereta Naik Masyarakat Menjerit


Mengomentari tentang kenaikan tarif tiket kereta yang diterapkan oleh pihak Kereta Api Indonesia, saya sendiri mengaku keberatan dengan kenaikan tersebut, mengingat kenaikan tersebut tidak diikuti dengan perbaikan fasilitas yang lebih baik.

Tarif yang semula seharga Rp. 7000 untuk kereta commutterline tujuan bogor-jakarta dan sebaliknya , naik menjadi Rp. 9000. Begitupun dengan tujuan laiinya, harga tiket naik menjadi Rp. 2000. Alasannya karena kereta ini tidak disubsidi oleh pemerintah, dan dalam segi bisnis tentu pengusaha ingin diuntungkan.

Meskipun perberlakuan tarif ini telah diumumkan sekitar sebulan yang lalu sebelum diterapkannya kenaikan tarif, tentu masyarakat juga tidak bisa serta merta mengikuti aturan tersebut. Kereta ekonomi yang hanya seharga Rp. 2000 untuk tujuan yang sama tentu akan lebih banyak penggunanya berkali-kali lipat dibanding dengan kereta commutterline.

Karena kereta ini sangat diandalkan oleh masyarakat sebagai transportaasi yang murah meriah, tidak jarang penggunanya bahkan tidak menghawatirkan nyawanya sendiri demi naik kereta yang sebenarnya sudah tidak bisa menampung penumpang lebih banyak lagi.

Kalau sudah begini, tentu naik di atas atap kereta, bergantung di pintu, sampai menempel di belakang kereta bak spidermen tentu akan dilakukan. Saking penuhnya penumpang yang berada di dalam gerbong tidak kalah tersiksanya dibanding diluar. Saling menempel, berdesak, menyelinap diantara tubuh manusia yang lain, membuat diri agar sekurus mungkin untuk bisa bertahan di dalam gerbong belum lagi ditambah dengan supermarket berjalan yang selalu melintas setiap saat (pedagang kaki lima).



Dilematis memang, dari segi keamanan tentu sangat memungkinkan untuk terjadinya tidak kejahatan dan tindak asusila bagi penumpang terutama wanita. Naik kereta ini bak masuk ke sarang penyamun. Belum lagi memang sama sekali tidak ada petugas di setiap gerbongnya. Lagipula mana ada petugas yang rela berdesak-desakkan diantara lautan manusia di dalam gerbong yang pengap??.. haha.. terdengar seperti hanya khayalan semata bukan??

Dari segi kemanusiaan sesungguhnya kereta ini memang tak layak dijejali penumpang melebihi dari kapasitasnya , tapi disatu sisi hanya kereta yang sudah reot inilah yang hanya mampu dibeli oleh kebanyakan dari masyarakat kita.

Kereta.. oh.. kereta.. transportasi ini bebas hambatan, murah, dan juga cepat. Nyaman?? Tentu nyaman hanya untuk waktu-waktu tertentu saja, untuk jam-jam padat seperti di pagi hari dan sore hari kereta ini bisa menjadi sauna gratis bagi para penumpangnya sekalipun itu kereta commutterline. Kereta mewah yang tak terlihat perbedaannya dengan kereta ekonomi.



Dari kenaikan yang diterapkan oleh pihak KAI tentu menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat. Banyak dari penumpangnya yang beralih ke kendaraan pribadi, entah itu motor atau mobil yang tentu akan menambah kemacetan di jalan raya, selain itu kereta ekonomi yang memang menjadi andalan, akan kebanjiran manusia yang lebih banyak lagi dari sebelumnya, yang konteksnya memang kereta ini sudah banyak sekali penggunanya sebelum tarif kereta commutterline dinaikkan.

Meskipun begitu tentu sudah ada langkah yang dicanangkan oleh pihak KAI sebagai imbalan dari kenaikan tarif yang telah diberlakukan. Mereka mengatakan bahwa akan ada penambahan 20 kereta baru dan juga akan ada kereta khusus wanita, selain itu juga akan dilakukkan perbaikkan fasilitas di peron-peron stasiun.



Sejauh ini setelah diberlakukannya penambahan tarif sebesar Rp. 2000, Untuk kereta wanita yang sudah direalisasikan tentu saya memberikan apresiasi bagi pihak kereta api terutama karena saya juga merupakan pengguna kereta khusus ini. Sedangkan untuk penambahan kereta saya kira masih belum maksimal, masih banyak keterlambatan kereta yang sangat jauh dari yang dijadwalkan dan juga rentang antara kereta satu dan lainnya cukup jauh sehingga terjadi penumpukkan penumpang terlebih jika disiang hari.


Untuk perbaikan fasilitas di setiap peron-peron stasiun saya masih belum merasakan dampak yang nyata, salah satu contohnya di stasiun UI yang atap stasiunnya bolong-bolong dan ketika hujan penumpang yang menunngu akan otomatis langsung terkena hujan.

  Kereta sebagai transportasi massal yang sangat diandalkan masyarakat seharusnya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat mengingat transportasi ini merupakan primadonanya. Masyarakatpun tentu akan memaklumi kenaikkan tarif yang ditetapkan oleh pihak kereta api apabila harga yang diberlakukan sesuai dengan fasilitas yang ada dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME TEORI ORGANISASI

Littmann Electronic Stethoscope

STRUKTUR DIREKTORI DAN SISTEM PROTEKSI