Fenomena Alay
Orang – orang pasti sudah tahu
tentang fenomena “alay” ini. Alay dulu diartikan sebagai Anak LAYangan. Hem..
alay itu mungkin semacam anak – anak yang sukanya main layangan kali ya??,
saking lamanya melihat layangan diatas sehingga membuat anak itu tidak bisa
nunduk. *Miris*
Wakakak.. sepertinya bukan itu.. “Alay”
lebih identik dengan seseorang yang memiliki perilaku diluar nalar dan
mempunyai tulisan yang bisa membuat orang menjadi ubanan dalam sekejap setelah
membaca tulisannya.
Nah, buat kalian yang penasaran kenapa bisa para alay menulis tulisan yang sangat rumit, berikut ini adalah cara menulis alay yang tidak baik
dan benar:
1. Pemanasan
Karena
tulisan alay ini termasuk kategori yang sulit dan membutuhkan kombinasi antara
huruf, angka dan simbol, maka sangat penting dilakukan persiapan seperti
pemanasan jari. Pemanasan ini sangat penting untuk mengurangi resiko cedera dan
patah tulang pada jari.
2. Gunakan Semua Karakter yang Ada
Jangan
malu, jangan sungkan, jangan ragu. Manfaatkan semua yang ada seperti huruf
besar, huruf kecil, angka dan simbol. Setelah itu gabungkanlah semua karakter
tadi sehingga membentuk sebuah kata. Contohnya kita ingin menulis “Semangat”,
gunakan teknik tadi sehingga bertransformasi seperti ini “5Em@n9aT”.
3. Latih Kecepatan Tangan
Di dalam
menulis tulisan alay pasti dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan
dengan menulis biasa. Latihlah jari kalian untuk terbiasa menulis dengan
berbagai macam gabungan dari karakter – karakter yang berbeda. Kecepatan ini
sangat diperlukan untuk menulis sms ke sesama, membuat status facebook atau
twitter atau apalah terserah alay, menciptakan sebuah display name yang diluar
akal sehat, dstta (dan seterusnya terserah alay).
Alay telah menjadi fenomena yang luar
biasa, nyatanya hal ini terjadi bukan dalam sekejap saja, tapi telah turun
menurun. Seperti yang dikatakan oleh raditya dika dalam stand up komedinya
bahwa alay adalah suatu proses menuju kedewasaan.
Tahapannya nih.. bayi – balita –
anak-anak – remaja – alay – dewasa. Begitulah tahapan untuk menjadi dewasa. Jadi
bisa dibilang yang remaja akan menuju ke pra alay *loh emang gitu ya?? Yaudahlah
emang ngaco*
Gue engga menyalahkan atau menjudge
fenomena alay ini tidak baik. Kata psikolog dan para sastrawan juga selama dia
hanya sekedar mengekspresikan dirinya dan bukan menjadikan hal itu sebagai
bahasa bakunya tentu tidak apa-apa.
Kenyataannya di facebook gue juga ada
tuh tulisan alaynya.. *tapi waktu dulu* apa emang bener yang dikatakan raditya
dika ya..?? wkakak yasudahlah untung sudah insaf dan ga keterusan cukup pada
tahap pra alay saja haha... Oya pesan juga buat kalian.. Boleh kok nulis alay
tapi jangan lama – lama. Kasihan yang baca sama kasihan Guru TK yang ngajarin kalian
menulis dengan baik, benar dan juga rapi. Kalo para Guru TK tahu mantan
muridnya nulis kaya gitu pasti sebagai Guru TK mereka merasa gagal. Oke-oke :D
Tulisannya keren banget sumpah! Sampe nangis bacanya, ceritanya sedih banget terus endingnya juga ga terduga :(
BalasHapusCepat bertobatlah para 4LaY. Cemungudh eaa qaqa!