Teori Konflik Dalam Organisasi
TEORI
ORGANISASI UMUM 1
KONFLIK
DALAM ORGANISASI
Disusun
Oleh :
Brian Rotama Putra 11111538
Emilia
Regar 12111425
Irma
Sekarningrum 13111699
Mohamad
Dimas Sandi Kusuma 14111554
Novian
Rizki Aditya 15111240
Putri
Afrilia 15111630
Romi
Yulianto 16111439
Yanuar
Kurniawan 17111490
Kelas
2KA20
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dari teori-teori yang
berkaitan dengan konflik dalam organisasi.
Maksud dan tujuan dibuatnya
makalah ini adalah untuk membahas hal-hal yang dapat mempengaruhi pergerakan atau proses berjalannya
suatu organisasi, menjelaskan konflik dan menyebutkan jenis-jenis konflik,
menyebutkan sebab-sebab
timbulnya konflik organisasional, contoh bidang structural dalam organisasi dimana
sering terjadi konflik.
Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih ada kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan di masa yang
akan datang.
TEORI KONFLIK
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan
sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa
perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.Teori ini didasarkan pada
pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam
masyarakat.
Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori
struktural fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar
dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan
1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif
terhadap teori struktural fungsional.
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori
konflik merupakan anonim dari teori struktural fungsional, dimana teori
struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori
konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik
melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan.
Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau
ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi,
koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan
mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini
menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan
subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan.
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa
perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium,
teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik
kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah
kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang
dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.
Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan
“paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena
adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya
dengan dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang
berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A.
Coser dan Ralf Dahrendorf.
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual
dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi
berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan
menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada
lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik
antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar
organisasi.
- Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan
dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki
dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui
bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
• Sejumlah
kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
• Beraneka
macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan
itu terlahirkan.
• Banyaknya
bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan
• Terdapatnya
baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuantujuan yang
diinginkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
• Konflik
pendekatan-pendekatan (Approach-approach Conflict), contohnya orang yang
dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
• Konflik
pendekatan – penghindaran (Approach-avoidance Conflict), contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
• Konflik
penghindaran-penghindaran (Avoidance-avoidance Conflict), contohnya orang yang
dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
- Konflik Interpersonal.
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini
sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi
proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
- Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa
seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
- Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi
organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan
integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam
setiap kasus, hubungan integrup harus dimanage sebaik mungkin untuk
mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensidisfungsional dari
setiap konflik yang mungkin timbul.
CONTOH KONFLIK DALAM ORGANISASI
1. Konflik
Intrapersonal
A. Approach-approach
Conflict
Di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima
promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat
lain dengan iming-iming gaji yang besar.
B. Avoidance-avoidance
Conflict
Laboratorium Sistem Informasi disediakan opsi untuk pindah
ke gedung yang angker atau tetap di gedung yang lama dan sumpek.
C. Approach-avoidance
Conflict
Orang itu akan memperoleh gaji yang sangat besar, tapi harus
pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak disukai.
2. Konflik
Interpersonal
Tawuran antar pelajar, bila dilihat sekilas terlihat sebagai
konflik antar kelompok, namun bila ditelisik lebih dalam, kebanyakan dari kasus
ini bermula dari masalah antara individu yang melibatkan kelompok. Motifnya
beragam mulai dari diperolok oleh teman dari sekolah lain hingga masalah
percintaan.
3. Konflik
antara Individu dengan Kelompok
Pada tahun 2011 terjadi konflik di tubuh partai demokrat,
dimana Nazaruddin menjadi tersangka setelah kasus korupsi yang dilakukannya
bersama dengan oknum lainnya. Hal ini menjadi konflik internal di dalam partai
demokrat.
Terlihat bahwa pada awalnya para anggota dari partai ini
sangat mendukung, mensupport, dan membela Nazaruddin saat kasus ini belum
terkuak ke depan publik dan belum ada ketetapan sah dari hukum yang
menjadikannya tersangka. Namun pada saat Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka
dan kemudian membeberkan beberapa fakta yang menjadi aib bagi demokrat para
rekan yang dulu membelanya berbalik menghina, mencaci, dan memusuhinya.
4. Konflik
Interorganisasi
Pada pertengahan 2009 lalu, isu ketegangan antara negara
Indonesia dengan Malaysia terjadi dikarenakan tari pendet yang asli dari pulau
dewata bali dijadikan salah satu ikon Malaysia dalam iklan resmi pariwisata
nasional Bangsa tersebut. Lagi-lagi Malaysia memancing kemarahan warga
Indonesia yang pada waktu itu beberapa seniman di bali hingga salah satu
pelestari tari pendet menyatakan menolak klaim Malaysia tersebut.
Ketegangan sejak akhir 2006 hingga awal 2010, terkait dengan
seni dan budaya Indonesia yang diklaim oleh Malaysia. Menurut catatan penulis
ada beberapa bahkan terkait dengan kesejarahan nasional Indonesia. Naskah Kuno
dari Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara yang diklaim
bahkan sudah berada di museum-museum Malaysia.
Lalu beberapa lagu daerah asli dari Indonesia seperti Lagu
Rasa Sayang-sayange dari Maluku, Lagu Soleram dari Riau, Lagu Injit-injit
Semut, Lagu Kakak Tua dari Maluku, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara
Barat yang diklaim menjadi Lagu Daerah dari Malaysia. Dan masih banyak jenis
seni dan budaya yang diklaim oleh Malaysia.
PENYELESAIAN KONFLIK
a. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan
diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
b. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal
ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
c. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau
ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin
bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.
d. Kompromi
atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
e. Memecahkan
Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak
yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama
lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua
atau lebih anggota organisasi atau kelompok dalam organisasi yang timbul karena
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Dampak yang
timbul akibat konflik dapat menjadi konflik fungsional dan konflik infungsional.
Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau
keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya
justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola
dan dikendalikan dengan baik.
Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara timbulkan
dalam diri masing rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang
bisa menghindarkan kita dari
permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.
SARAN
Dalam proses pembelajaran mahasiswa tentunya dituntut untuk
mandiri dalam mempelajari materi di perkuliahan. Namun, tentunya hal tersebut
tidak lepas dari bimbingan para dosen. Maka dari itu diperlukan adanya
pemahaman lebih yang diberikan oleh dosen kepada para mahasiswa di dalam proses
perkuliahan agar kedepannya mahasiswa bisa dapat menerapkan materi pembelajaran
yang telah diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar